Bioteknologi
merupakan teknologi yang menggunakan sistem hayati (proses-proses biologi)
untuk mendapatkan barang dan jasa yang berguna bagi kesejahteraan manusia.
Bioteknologi konvensional menggunakan organisme
tanpa direkayasa/alami seperti industri pangan, obat-obatan pengolahan
limbah, industri minuman, khamir roti, keju, yogurt, susu masam, kecap.
Bioteknologi modern merupakan pemanfaatan organisme yang sudah diubah dari
kondisi alaminya melalui teknik rekayasa genetika, seperti misalnya penghasilan
insulin manusia oleh bakteri Escherichia
coli, Tanaman kapas yang tahan terhadap hama karena mengandung gen toksin
yang berasal dari bakteri (Bacillus
thuringiensis).
Saat ini teknologi DNA rekombinan atau
rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru dalam berbagai bidang
kehidupan manusia, yang dikenal sebagai revolusi gen. Produk teknologi tersebut
berupa organisme transgenik atau organisme hasil modifikasi genetik
(OHMG) / genetically modified organism (GMO). Namun,
sering kali pula aplikasi teknologi DNA rekombinan bukan berupa pemanfaatan
langsung organisme transgeniknya, melainkan produk yang dihasilkan oleh
organisme transgenik. Dewasa ini cukup banyak organisme transgenik atau pun
produknya yang dikenal oleh kalangan masyarakat luas. Beberapa di antaranya
bahkan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Masyarakat adalah sebuah organisme
kompleks yang berkembang dalam konteks khusus di mana terdapat lingkup agama,
ekonomi, politik, sosial, budaya dan etika secara konstan saling berhubungan
satu sama lain dalam perilaku yang berbeda. Demikian pula unsur-unsur
masyarakat yang berbeda juga mempengaruhi bagaimana sebuah teknologi diadopsi
dan disebarluaskan di dalam masyarakat. Tampaknya budaya, etika, dan agama
berpengaruh yang sangat kuat dalam menentukan bagaimana teknologi diterapkan
dan disebarluaskan dalam setiap masyarakat. Dalam kasus transgenik, dimensi
etika dan religius merupakan dua aspek yang sangat dominan di banyak negara di
mana agama tetap menjadi kekuatan sosial. Contohnya, apakah transgenik dapat
dipertimbangkan halal atau haram akan mewarnai perdebatan penerimaan publik
dalam komunitas Muslim (Safian dan Hanani, 2005).
Pertimbangan sosial-ekonomi’ secara
bebas digambarkan sebagai: ‘menempatkan keprihatinan dalam spekturm luas
atas konsekuensi-konsekuensi bioteknologi yang aktual dan potensial, seperti
dampaknya terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani, budaya, kehidupan
masyarakat, tanaman dan varietas tradisional, pengetahuan dan teknologi
domestik, ketenagakerjaan pedesaan, perdagangan dan persaingan, peran
perusahaan-perusahaan transnasional, masyarakat asli, keamanan pangan, etika
dan agama, manfaat bagi konsumen, dan gagasan tentang pertanian, teknologi
serta masyarakat’ (Garforth, 2004). Tujuan dari transgenic dalam
bioteknologi adalah untuk memberi pemahaman lebih baik tentang meluasnya
isu-isu yang berkembang guna mendorong definisi istilah-istilah yang lebih
konkrit, produk barang dan jasa yang bermanfaat, dan untuk mengembangkan
perangkat pengkajian yang dapat digunakan oleh para pembuat peraturan dan
masyarakat sipil guna meminimalkan atau menghapus dampak sosial transgenik yang
berpotensi merusak.
Pada awalnya bioteknologi diharapkan
dapat membantu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh umat manusia,
seperti kekurangan pangan, penyakit, hambatan-hambatan dalam melakukan aktivitas
manusia seperti pertambangan dan lain sebagainya. Banyak masalah-masalah umat
manusia dapat diatasi melalui bioteknologi, namun perlu disadari bahwa
dampaknya juga tidak sedikit.
Disarikan oleh: Rosi, S.P, M.Biotech
0 komentar:
Posting Komentar