Jumat, 15 Agustus 2014

Bagaimana seutas rambut bisa jadi alat bukti kriminal?

Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh penyelidik untuk menemukan alat bukti suatu kasus kriminalitas, seperti pada tindak pembunuhan dan pemerkosaan. Salah satu diantara teknik tersebut adalah tes DNA. Pada dasarnya tes DNA, baik untuk tujuan penentuan orang tua, forensik, maupun untuk terapi gen, berusaha mencari kesamaan genetik antara dua sampel biologi.

Karena semua sel di dalam tubuh mengandung DNA yang persis sama pada satu individu, sampel dapat diambil dari hampir semua bagian  tubuh, termasuk kulit, folikel rambut, darah, dan cairan tubuh lainnya.

Ahli forensik akan membandingkan DNA dari sel kulit yang ditemukan di bawah kulit kuku korban, dengan DNA sampel darah yang diambil seorang tersangka.

Bagaimana cara kerja tes DNA?
Pertama-tama, DNA diisolasi dari sel dan digandakan menjadi jutaan kopi menggunakan metode yang dikenal sebagai polymerase chain reaction atau PCR.

PCR menggunakan suatu enzim yang terbentuk secara alami untuk mereplikasi atau melipatgandakan suatu urutan DNA tertentu. Memiliki banyak DNA membuat kode genetik lebih mudah dianalisis.

Molekul DNA kemudian dipotong pada lokasi khusus untuk memisahkan mereka menjadi potongan-potongan berupa pita-pita DNA. Profil pita DNA kemudian dianalisis untuk menghasilkan sidik jari DNA. Sidik jari dari dua sampel DNA yang berbeda, antar korban dan tersangka, kemudian dibandingkan untuk melihat kecocokan mereka.

Tantangan Analisis DNA dengan menggunakan rambut

Analisis forensik menggunakan sampel rambut denga tujuan mengekstraksi DNA merupakan metode yang umumnya digunakan untuk tujuan identifikasi baik investigasi kasus criminal maupun uji DNA orang tua. Sampel rambut merupakan sampel yang paling sering memberikan kesalahan dan menaksir terlalu berlebihan. Orang sering menganggap sampel rambut ideal untuk uji DNA. Hal ini mungkin terjadi karena sampel rambut seringkali terlihat dikumpulkan dalam serial fiksi film detektif dan bagaimana memecahkan kejahatan selalu bergantung pada menemukan sampel tersebut.

Namun demikian, sementara sampel rambut dapat secara akurat digunakan untuk identifikasi pelaku, ekstraksi DNA dari sampel tersebut dan keberhasilan yang terkandung di dalamnya sangat tergantung pada bagian rambut yang diperoleh.  

Rambut sebagian besar terdiri atas protein berserat yang dikenal sebagai keratin. Protein ini juga merupakan bagian utama dari kulit, cakar hewan, dan kuku. Benang rambut (seringkali disebut batang rambut) dibentuk oleh keratinosit, jenis sel kulit yang bertanggungjawab terhadap sintesis protein keratin. Sel ini secara alami mati dan dalam proses konversi dari sel menjadi bertanduk, materi kasar seperti rambut. Proses konversi ini dikenal sebagai kornifikasi, dan melibatkan kerusakan dan degradasi inti sel (begitu pula materi genetic yang terkandung di dalamnua). Sebagai akibat proses kornofikasi, batang rambut yang merupakan bagian rambut yang tumbuh keluar kulit kepala, tidak mengandung DNA inti sama sekali.

Meskipun DNA  inti tidak dapat diisolasi dari batang rambut karena ketiadaan materi gentiknya sebagai hasil kornifikasi, DNA inti dapat diekstraksi dari akar rambut. Akar rambut mengandung keratinosit, sel yang ideal untuk ekstraksi DNA inti. Hal ini bukan untuk mengatakan bahwa pada potongan atau tumpukan rambukt secara keseluruhan tidak cocok untuk analisis DNA inti rambut. Pada sejumlah analisis menggunakan potongan rambut, ahli forensik faktanya dapat mengekstraksi DNA ini. Kehadiran beberapa korneosit bernukleus (sel mati atau keratinosit pada tahap akhir diferensiasinya) memungkinkan ekstrak DNA yang berasal dari DNA inti sel. Keberadaan beberapa korneosit bernukleus diketahui dikarenakan tahap yang berlum rampung atau tidak terjadi sela,a proses kornifikasi yang hasil normalnya dalam bentuk degradasi atau kerusakan nucleus dan DNA sel. Mengapa sisa nukleus ini ada belumlah dipahamai  tapi fenomonea tersebut bias terhadi pada beberapa rambut individu tertentu.

Disarikan oleh S. Ahmad Tahir 
Source:

0 komentar:

Posting Komentar