A. PENGERTIAN
Plant
Breeding yaitu suatu ilmu,
seni dan bisnis dalam mengembangkan kegunaan dari suatu tanaman, yang
diperuntukkan untuk kehidupan manusia (Bernardo, 2002). Dari segi keilmuan, prinsip
Plant Breeding berdasarkan pengetahuan Genetik, Hereditas, Bioteknologi serta
ilmu lain yang berhubungan dengan tanaman (anatomi tumbuhan, fisilogi tunbuhan
dll). Jika ditinjau dari segi seni, prinsip Plant Breeding berdasarkan
kemampuan seseorang dalam melakukan persilangan tumbuhan agar mendapatkan hasil
persilangan yang diharapkan. Jika ditinjau dari segi bisnis, prinsip Plant
Breeding berdasarkan cara mengatur (management skill) sumber daya yang ada
disekitar kita (alam, tenaga, dan modal) agar mendapatkan hasil persilangan
yang optimal. Ketiga unsur ini harus benar – benar dicermati dan dilakukan oleh
seseorang yang akan melalukan persilangan tumbuhan.
Variasi dari hasil persilangan yang kita buat tergantung
pada faktor genetik dan lingkungan. Komponen genetik yang menyebabkan variasi
dapat dirunut dari hibridisasi dan rekombinasi. Untuk menghasilkan persilangan yang baik, maka sifat unggul parental pun harus
diperhatikan.
B. TIPE
– TIPE PLANT BREEDING
a.
Single Cross
Single
Cross yaitu persilangan antara kultivar yang berbeda. Pada beberapa kasus
memungkinkan segregasi dari indukan yang sama. Setiap persilangan harus terdiri
dari jalur indukan yang unggul agar menghasilkan keturunan yang optimal.
Gambar
1. Skema persilanga Single Cross (Pohlmen and Sleper, 1995).
b.
Top and Double Cross
Jenis
persilangan ini yaitu menyilangkan antara F1 dengan varietas lain. Tujuan dari
menggunakan metode ini yaitu untuk meningkatkan peluang variasi genetik yang
diinginkan. Peran yang menjadi Parental betina F1 harus benar – benar dipilih.
Gambar
2. Skema persilangan Double Cross (Pohlmen and Sleper, 1995).
c.
Backcross
Jenis
persilangan ini mengandung kultivar yang diadaptasikan dan ditanam disuatu
daerah yang sama. Tetapi metode jenis ini memiliki kekurangan lemahnya sifat
yang dihasilkan (resesif). Sifat yang diinginkan justru akan muncul pada
kultivar lain, tetapi masih berasal dari parental yang sama. Tujuan utama dari
melakukannya Backcross yaitu untuk menghasilkan alel yang eksotik (lain
daripada yang lain). Metode Backcross sangat mudah membawa sifat yang
diturunkan, dominan sangat mudah dikenali bahwa itu adalah tanaman hasil
persilangan (Pohlmen and Sleper, 1995).
Gambar
3. Skema persilangan Backcross (Pohlmen and Sleper, 1995).
d.
CIMMYT and Single Backcross Strategy
Jenis
persilangan ini membolehkan kita untuk membuat suatu populasi persilangan untuk
memonitori sifat karakteristik dari kultivar parental. Pengaruh dari jenis
persilangan ini yaitu dapat meningkatkan kemungkinan memonitori dan memilih
sifat gen yang diinginkan dari parental sebelumnya; membolehkan transfer
multipel gen atau multipel karakter secara bersamaan; membolehkan adanya
tambahan gen atau karakter dari parental donor yang dipih (Newell and Burke,
2000).
Gambar
4. Hasil persilangan CIMMYT and Single Backcross
Para
peneliti di China baru-baru ini
menyilangkan gandum
sintetik
CIMMYT dengan
gandum lokal dan
mempublikasi hasil
untuk pada tahun 2003. Breeder di
provinsi Sichuan telah
menggunakan gandum hexaploid CIMMYT yang dikembangkan
secara sintetis
sejak tahun 1995 untuk meningkatkan kualitas,
potensi hasil, dan ketahanan terhadap penyakit. Setelah menyilangkan
dan backcross
gandum
ini dengan
varietas unggul lokal, mereka telah mengembangkan beberapa keturunan dan
saat ini pengujian kurang
lima keturunan lagi.
Gandum sintetis
memiliki
sifat
menguntungkan seperti biji besar, paku berat,dan ketahanan terhadap karakter baru.
Selama dua tahun percobaan, dua varietas
yang berasal dari gandum sintetik
telah menghasilkan
20% sampai 35% lebih
tinggi dari ladang
milik komersial yang dikerjakan secara
konvensional. Salah
satu varietas, bernama
Chuanmai42, memiliki tertinggi Rata-rata
hasil lebih
dari enam ton per hektar - dalam
percobaan. Sejak dirilis pada Sichuan pada tahun 2003,
Chuanmai42 telah direkomendasikan
oleh pemerintah untuk petani dan telah
dikirim ke sebagian besar program riset pemuliaan gandum di Cina.
e.
Recording Pedigress
Jenis persilangan ini membawa sekuens kultivar yang sudah diketahui sumber
informasinya dan infrormasi tersebut sangat penting. Setiap garis pada metode
Pedigree secara umum sudah mencangkup field books dan crossing books. Metode
jenis ini memiliki beberapa aturan, yaitu :
·
Parental
betina diposisikan pada urutan pertama, lalu dibagi dari parental jantan dengan
cara :
-
Tanda
slash tunggal (/).
-
Tanda
slash ganda (//).
-
Tanda
slash ganda dengan menyisipkan angka setelah tanda slash (/1; /2).
·
Unsur
parental terdiri dari beberapa bagian hasil persilangan.
Contoh :
Parental 1 : Logan/Heart//3270-A/Ruskalka
Gambar
5. Contoh persilangan Pedingree (Chrispeels and Sadava, 2002)
REFERENSI
Bernardo, Rex. 2002. Breeding for Quantitative Traits In Plants.
Stemma Press. New York.
Chrispeels, M. J., and D. E. Sadava. 2002. Plants, genes and agriculture. 2nd ed. Boston:
Jones and Bartlett.
Newell McGloughlin, M., and J. Burke. 2000. Biotechnology—Present position and future developments.
Dublin, Ireland: Teagasc.
Pohlmen, John Milton and D.A Sleper. 1995. Breeding Fields Crops 4 th Edition. Iowa State
University Press. Ames Iowa.
0 komentar:
Posting Komentar